Sabtu, 01 Juli 2017

KOHESI DAN KOHERENSI DAN PIRANTI KEDUANYA



Oleh : Farida Puji M. / 146154 / 2014-B

 A.    Pengertian Kohesi dan Koherensi
Menurut Djajasudarma (2010:44), kohesi merupakan hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain, sehingga terbentuklah pengertian yang apik atau koheren. Kohesi di sini lebih merujuk pada perpautan bentuk. Berbeda dengan koherensi, koherensi di sini lebih merujuk pada perpautan makna. Pada umumnya wacana yang baik harus memiliki kedua unsur tersebut, yaitu kohesi dan koherensi. Wacana yang kohesif dan koheren merupakan wacana yang utuh, maksudnya ialah kalimat atau kata yang digunakan bertautan:pengertian antara yang satu menyambung pengertian yang lainnya secara berturut-turut.
Contoh kohesi: Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-baru ini tarif pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.
Contoh wacana di atas dikatakan kohesif, karena menggunakan kohesi pengulangan, misalnya listrik yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu karena bagian-bagian paragraf itu tidak mempunyai kepaduan secara maknawi.
Contoh koherensi:   Buah Apel adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan kelezatan rasanya. (b) Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa buah apel ternyata juga mengandung banyak zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. (c) Untuk itu sangatlah penting untuk mengkonsumsi buah    apel. (d) Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur lain seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain sebagainya. (e) Dengan kandungan zat-zat tersebut buah apel memiliki manfaat yang dapat mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit. (f) Berikut ini adalah beberapa manfaat buah apel bagi kesehatan yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber  yaitu buah apel dapat mencegah penyakit asma, dapat mengurangi berat badan,  melindungi tulang, menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker hati, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus, mengontrol diabetes, membersihkan dan menyegarkan mulut.
Bagian yang terdapat pada wacana di atas saling mempunyai kaitan secara maknawi, kalimat di atas menjelaskan secara rinci zat-zat dan manfaat yang terkandung dalam buah apel. Wacana itu termasuk wacana padu karena hampir setiap kalimat berhubungan padu secara maknawi dengan bagian lain. Selain itu, wacana itu juga kohesif. Ada beberapa kata yang diulang (buah apel pada setiap kalimat). Jadi, wacana itu harus kohesif dan dan koherensif. Bahkan keterpaduanlah (koherensi) yang harus diutamakan.
Pada umumnya kohesi dan koherensi saling berhubungan, namun bukan berarti bahwa kohesi harus selalu ada agar wacana menjadi koheren. Ada kalanya suatu percakapan yang apabila ditinjau dari segi kata-katanya tidak kohesif, namun apabila dilihat dari segi maknanya bisa saja koheren, kemudian ada juga percakapan yang dari segi pengulangan leksikal seolah-olah kohesif, namun dari segi makna tidak koheren. Dengan demikian dapat diketahui bahwasanya ada suatu wacana yang kohesif dan koheren dan ada pula wacana yang tidak kohesif namun koheren (Djajasudarma, 2010:46).
Sebuah wacana teks dapat dikatakan kohesif dan koheren dengan melalui upaya, antara lain: pasangan berdekatan, penafsiran lokal, prinsip analogi, dan pentingnya konteks.

B.     Piranti Kohesi dan Koherensi
Menurut Halliday dan Hassan (1976), unsur kohesi terbagi atas dua macam, yaitu unsur leksikal dan unsur gramatikal. Piranti kohesi gramatikal merupakan piranti atau penanda kohesi yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa. Piranti kohesi leksikal adalah kepaduan bentuk sesuai dengan kata.

C.    Piranti Kohesi Gramatikal dan Leksikal
1.    Piranti Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
a.       Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni (1) pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau terdapat dalam teks wacana itu. Contohnya Hati Adi terasa berbunga-bunga. (b) Dia yakin  Janah menerima lamarannya. Kata Dia pada kalimat (b) mengacu pada kata Adi. Pola penunjukkan inilah yang menyebabkan kedua kalimat tersebut berkaitan secara padu dan saling berhubungan. (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya berada atau terdapat di luar teks. Contohnya, Itu matahari. Kata itu pada tuturan tersebut mengacu pada sesuatu di luar teks, yaitu ‘benda yang berpijar yang menerangi alam ini.’
b.      Subtitusi
Subtitusi adalah hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.  Contohnya di sini dalam kata ganti orang. Nurul mengikuti olimpiade matematika. Ia mewakili Kalimantan Selatan. Kata Ia di sini mengacu pada kata ganti orang yang merujuk pada Nurul.
c.       Elipsis
Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan. Contohnya, Tuhan selalu memberikan kekuatan, ketenangan, ketika saya menghadapi saat- saat yang menentukan dalam penyusunan skripsi ini. (Saya mengucapkan) terima kasih Tuhan.
d.      Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Piranti konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)      Piranti urutan waktu
Contohnya: Ani memberikan sambutan di Kantor Walikota Balikpapan. Setelah itu dia akan berkunjung ke Pulau Kumala.
b)      Piranti Pilihan
Contoh: Pergi ke Pasar Lama atau ke Pasar Baru.
c)      Piranti Alahan
Contoh: Rumi tetap pergi ke Kampus, meskipun hujan.
d)     Piranti Parafrase
Contoh: Perlu juga diperhatikan bahwa sejumlah teori dan pendekatan yang ada tersebut, bagi pembaca justru saling melengkapi. Dengan kata lain, apabila tujuan pembaca ingin memahami keseluruhan aspek dalam karya satra, tidak mungkin mereka hanya memiliki satu pendekatan.
e)      Piranti Ketidaserasian
Contoh: Nyasar di Martapura, padahal saya sudah melihat penunjuk jalan.
f)       Piranti Serasian
g)      Piranti Tambahan (Aditif)
h)      Piranti Pertentangan (Kontras)
i)        Piranti Perbandingan (Komparatif)
j)        Piranti Sebab-akibat
k)      Piranti Harapan (Optatif)

2.      Piranti Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana.
Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi enam yakni :
a.         Repetisi
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.
b.        Sinonimi
Sinonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinonimi merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana.
c.         Antonimi
Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain, satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual yang lain.
d.        Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
e.         Hiponimi
Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.
f.         Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini, sejumlah kata hasil proses afiksasi dari morfem asal yang sama menunjuk adanya hubungan kesepadanan.
D.    Koherensi
1.      Pengertian Koherensi
Dalam sebuah kamus besar dapat dibaca keterangan mengenai koherensi sebagai berikut (1) kohesi; perbuatan atau keadaan menghubungkan, memperlihatkan, (2).Koneksi; hubungan yang cocok dan sesuai atau ketergantungan satu sama lain yang rapi, beranjak dari hubungan-hubungan alamiah bagian-bagian atau hal-hal satu sama lain, seperti dalam bagian-bagian wacana, atau argumen-argumen suatu rentetan penalaran.
Dari pengertian yang tertera pada kamus tersebut dapat dilihat bahwa tidak terlihat perbedaan nyata koherensi dan kohesi. Koherensi adalah pengaturan secara kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya ( Wohl, 1978 : 25).


2.      Jenis-jenis Koherensi
Aneka sarana keutuhan wacana dari segi makna menurut Harimurti Kridalaksana (1978) yakni :
a.       hubungan sebab akibat
b.      hubungan alasan akibat
c.       hubungan sarana hasil
d.      hubungan sarana tujuan
e.       hubungan latar kesimpulan
f.       hubungan hasil kegagalan
g.      hubungan syarat hasil
h.      hubungan perbandingan
i.        hubungan parafratis
j.        hubungan amplikatif
k.      hubungan aditif temporal
l.        hubungan aditif non temporal
m.    hubungan identifikasi
n.      hubungan generic spesifik
o.      hubungan ibarat


DAFTAR RUJUKAN
Djajasudarma, Fatimah. 2010. Wacana. Bandung: PT Refika Aditama.
Martutik, Laila 2012. Piranti Kohesi dan Koherensi. Diunduh dari https://lailamartutik.blogspot.co.id. Pada hari Kamis, 01 Juni 2017.

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar