Sabtu, 01 Juli 2017

MONOLOG, DIALOG, POLILOG


Oleh : Farida Puji M. / 146154 / 2014-B
 
A.    Pengertian Wacana Monolog
Wacana monolog merupakan wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi. Pada kenyataannya, dalam suatu orasi, ceramah, atau pidato tertentu, penutur secara improvisasi kadang-kadang justru mencoba berinteraksi dengan pendengarnya. Cara yang dipakai, misalnya dengan melontarkan pertanyaan.
Contohnya, (1) Siapa bilang remaja Indonesia cengeng? (2) banyak yang berprestasi di forum Internasional, walaupun minim fasilitas. (3) Buktinya, dalam beberapa tahun terakhir kita membawa pulang puluhan medali dalam berbagai olimpiade dunia. (4) ada matematika, fisika, biologi, kimia, juga astronomi, komputer. Dari wacana monolog tersebut dapat kita ketahui bahwa kalimat nomor 2 merupakan   jawaban terhadap pertanyaan kalimat nomor 1 yang menyanggah bahwa remaja Indonesia tidak cengkeng. kalimat nomor 3 merupakan pembuktian dari kalimat nomor 2. Sedangkan kalimat ke 4 merupakan contoh-contoh yang menguatkan kalimat nomor 2 dan 3.
Contoh lain yaitu:
Yth. Bapak Kepala SMAN 1 Lamongan
Yth. Bapak dan Ibu Guru SMPAN 1 Lamongan
Yth. Bapak dan Ibu Wali Murid
Yth. Rekan-rekan yang saya cintai
Assalamualaikun wr.wb
   Pagi hari yang berbahagia ini, perkenankanlah kami atas wakil nama lulusan mengajak hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat mengikuti acara perpisahan lulusan SMPN 1 Jombang tahun ajaran 2016/2017.
   Hari ini merupakan hari yang berbahagia bagi kami karena telah menyelesaikan sebagian tugas yang harus kami selesaikan. Dengan acara perpisahan ini berarti kami telah diakui keberhasilan perjuangan dan doa kami selama kurang legih 3 tahun ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia ini kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru, Bapak/Ibu Staf Tata Usaha…..

Contoh wacana diatas merupakan monolog seseorang yang sedang berpidato. Pada monolog itu tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif.

B.     Wacana Dialog
Wacana dialog merupakan  percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan di dalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.
Misal dalam teks naskah drama berikut:
Nenek : Kalau begitu saya pun berterus terang. Nyonya semakin tua semakin
cantik.
Kakek : Memang (Nenek melotot). Maksud saya, maksud saya ketuaan itu hanya timbul apabila kita merasa tua. Adapun tua itu sendiri hanya hasil dari suatu penjabaran, hanya sayangnya penjabaran tersebut dilakukan oleh waktu, sehingga menyebabkan kurang enak kita terima konsekwensinya.
Dari kutipan wacana dialog di atas adanya dua partisipan yang ikut serta dalam pembicaraan secara aktif.
Contoh dialog, konteks penjual mangga dan pembeli sedang melakukan transaksi jual beli di pasar.

Penjual             : apel, apel. Apel, Bu ?
Pembeli            : Manalagi!?
Penjual             : Semua manalagi, Bu.
Pembeli            : Nggak Campuran?

Contoh wacana di atas merupakan dialog dua orang yang sedang mengadakan transaksi jual beli. Pada dialog itu terdapat pergantian peran pendengar dan pembicara.

C.    Wacana Polilog
Wacana polilog merupakan  pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan  teks drama.
Contohnya dalam rapat pembahasan mengenai permasalahan dalam suatu desa:
Pak Joni           : Tidak bisa begitu seseorang yang salah harus kita hukum
Pak Irul         : Tolong kalian tenang sebentar, mari kita bicarakan semuanya baik-baik. Bisa jadi ini salah paham antara Pak Heru dengan Pak Hadi.
Pak Hadi         : Benar yang dikatakan oleh Pak Irul, marilah kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.

DAFTAR RUJUKAN
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar