Oleh : Farida Puji M. / 146154 / 2014-B
A.
Pengertian
Wacana Monolog
Wacana
monolog merupakan wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan
orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat
searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana yang disampaikan
oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara
langsung. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan
alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana monolog
bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive
communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah,
dan penyampaian visi dan misi. Pada kenyataannya, dalam suatu orasi, ceramah,
atau pidato tertentu, penutur secara improvisasi kadang-kadang justru mencoba
berinteraksi dengan pendengarnya. Cara yang dipakai, misalnya dengan
melontarkan pertanyaan.
Contohnya,
(1) Siapa bilang remaja Indonesia cengeng? (2) banyak yang berprestasi di forum
Internasional, walaupun minim fasilitas. (3) Buktinya, dalam beberapa tahun
terakhir kita membawa pulang puluhan medali dalam berbagai olimpiade dunia. (4)
ada matematika, fisika, biologi, kimia, juga astronomi, komputer. Dari wacana
monolog tersebut dapat kita ketahui bahwa kalimat nomor 2
merupakan jawaban terhadap pertanyaan kalimat nomor 1 yang
menyanggah bahwa remaja Indonesia tidak cengkeng. kalimat
nomor 3 merupakan pembuktian dari kalimat nomor 2.
Sedangkan kalimat ke 4 merupakan contoh-contoh yang menguatkan kalimat nomor 2 dan 3.
Contoh lain yaitu:
Yth. Bapak Kepala SMAN 1 Lamongan
Yth. Bapak dan Ibu Guru SMPAN 1 Lamongan
Yth. Bapak dan Ibu Wali Murid
Yth. Rekan-rekan yang saya cintai
Assalamualaikun wr.wb
Pagi hari yang
berbahagia ini, perkenankanlah kami atas wakil nama lulusan mengajak hadirin
untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat mengikuti acara
perpisahan lulusan SMPN 1 Jombang tahun ajaran 2016/2017.
Hari ini merupakan
hari yang berbahagia bagi kami karena telah menyelesaikan sebagian tugas yang
harus kami selesaikan. Dengan acara perpisahan ini berarti kami telah diakui
keberhasilan perjuangan dan doa kami selama kurang legih 3 tahun ini. Oleh
sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia ini kami tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru, Bapak/Ibu Staf Tata Usaha…..
Contoh
wacana diatas merupakan monolog seseorang yang sedang berpidato. Pada monolog itu
tidak menghendaki dan tidak menyediakan
alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana monolog
bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif.
B.
Wacana
Dialog
Wacana
dialog merupakan percakapan yang
dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan
masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan di dalam komunikasi,
sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive
communication). Wacana dialog terjadi seperti pada
peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks
drama.
Misal
dalam teks naskah drama berikut:
Nenek
: Kalau begitu saya pun berterus terang. Nyonya semakin tua semakin
cantik.
Kakek
: Memang
(Nenek melotot). Maksud saya, maksud
saya ketuaan itu hanya timbul apabila kita merasa tua. Adapun tua itu sendiri
hanya hasil dari suatu penjabaran, hanya sayangnya penjabaran tersebut
dilakukan oleh waktu, sehingga menyebabkan kurang enak kita terima
konsekwensinya.
Dari kutipan wacana dialog di atas
adanya dua partisipan yang ikut serta dalam pembicaraan secara aktif.
Contoh dialog, konteks
penjual mangga dan pembeli sedang melakukan transaksi jual beli di pasar.
Penjual : apel, apel. Apel, Bu ?
Pembeli : Manalagi!?
Penjual : Semua manalagi, Bu.
Pembeli : Nggak Campuran?
Contoh wacana di atas merupakan
dialog dua orang yang sedang mengadakan transaksi jual beli. Pada dialog itu
terdapat pergantian peran pendengar dan pembicara.
C.
Wacana
Polilog
Wacana
polilog merupakan pembicaraan atau
percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur.
Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung
dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah,
diskusi, atau debat, dan teks drama.
Contohnya
dalam rapat pembahasan mengenai permasalahan dalam suatu desa:
Pak Joni : Tidak bisa begitu seseorang yang
salah harus kita hukum
Pak Irul : Tolong kalian tenang sebentar, mari
kita bicarakan semuanya baik-baik. Bisa jadi ini salah paham antara Pak Heru
dengan Pak Hadi.
Pak
Hadi : Benar yang dikatakan oleh
Pak Irul, marilah kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.
DAFTAR
RUJUKAN
Tarigan,
Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar